
Trashbag Community— Seakan sudah menjadi sebuah kebiasaan buruk, di banyak gunung di Indonesia, terutama bagi para wisatawan untuk buang sampah sembarangan dan tidak pada tempatnya.
Kebiasaan buruk membuang sampah di gunung, saat ini sebenarnya sudah masuk kategori yang sangat memprihatinkan, ribuan Kg sampah “sudah dihasilkan” oleh para pendaki tidak bertanggung-jawab ini setiap bulannya! Dan ini sebenarnya sudah bisa dikatakan, menjadi sebuah potensi bencana nasional.
Kenapa bisa menjadi potensi bencana nasional?. Ya bayangkan saja, jika hulu air saja sudah tercemari ribuan Kg sampah, kira-kira akan seperti apa kualitas air menjelang hilir nanti?. Padahal sampah yang dihasilkan para pendaki ini, bukan lagi hanya sampah plastik, tapi juga bisa kaleng, botol, styrofoam, bahkan sampai batu baterai yang masuk kategori limbah B3.
Berawal dari permasalahan tersebut, timbullah keprihatinan dari beberapa anak muda Indonesia, yang peduli akan bahaya dari sampah gunung ini.
Pembentukan Komunitas Trashbag Community

Dibentuk pada tanggal 11 November 2011. Komunitas Trashbag Community merupakan wadah, bagi mereka yang peduli dengan kondisi kebersihan gunung di Indonesia, yang semakin hari, semakin tercemar akibat banyaknya sampah di destinasi wisata gunung, karena ulah wisatawan yang sembarangan membuangnya.
Komunitas ini memiliki slogan “Gunung Bukan Tempat Sampah” yang menunjukan passion mereka untuk memberikan kesadaran, terutama bagi para wisatawan lokal bahwa destinasi wisata khususnya gunung, bukanlah tempat untuk membuang sampah.

Dikutip dari salah satu pendiri Trashbag Community, Ragil Budi Wibowo.
komunitas ini lahir sebagai jawaban, dari maraknya kegiatan wisata atau travel naik gunung yang semakin populer, akan tetapi sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan kesadaran positif untuk membuang sampah pada tempat yang benar.
Menurut Ragil “Ini sebenarnya berawal dari keprihatinan saja, kalau dulu saya kan masih melanglang buana ke gunung mana saja. Lalu saya tersadar, beberapa gunung, nggak cuma satu, tapi hampir semua gunung yang saya datangi itu sudah masuk kedalam kategori kritis soal sampah, dan pendaki pengunjung lain sepertinya kok semakin acuh ya dengan keadaan itu” tuturnya sambil menjelaskan awal mula pemikiran berdirinya Trashbag Community.”

Bermula dari hal tersebut, Ragil Budi Wibowo bersama sahabatnya Irvan Nugraha.
Kemudian melakukan pertukaran pikiran, dan kemudian terbersitlah ide untuk membentuk komunitas ini, yang disepakati dinamakan Trashbag Community.
Tujuan utama dari komunitas ini adalah, mengajak para pemuda Indonesia, untuk ikut peduli akan potensi sampah yang mereka bawa dan hasilkan di gunung, dan mau turut berperan serta aktif menjaga kebersihannya.
Perkembangan Trashbag Community
Dimulai dari dua orang, menjadi 12, dan sampai tulisan ini dibuat, telah berkembang menjadi ribuan anggota yang tersebar se-Nusantara.
Melalui jejaring media sosial Facebook, Trashbag Community memposting segala kegiatan hingga mengajak semua orang, khususnya para pemuda-pemudi Indonesia, untuk turut serta aktif dalam kegiatan ini.
“Beberapa Regional sudah terbentuk, baik di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Lombok dan masih ada beberapa pulau lainnya. Sementara untuk Pulau Jawa sendiri, terdapat kurang lebih 16 DPD” ujar Ragil.

Dalam menjalankan aksinya, Trashbag Community membagi tugasnya ke masing-masing Dewan Pengurus Daerah (DPD), tentunya dengan tetap berkoordinasi dengan Dewan Pengurus Pusat (DPP) yang bermarkas di Jakarta.
Selain naik gunung dan membawa turun sampah dari para pendaki dan wisatawan, Trashbag Community juga melakukan edukasi kepada para penggiat alam bebas lainnya, tentang pentingnya menjaga kebersihan di gunung.
Selain itu Trashbag Community juga selalu berupaya, untuk mendokumentasikan semua sampah di gunung, dengan tujuan menyebarluaskan kondisi asli gunung tersebut, sebagai bagian dari bentuk pengawasan mandiri, dari dan untuk masyarakat.
Pencapaian Trashbag Community
Trashbag Community sendiri, dalam perjalanannya yang akan memasuki umur 9 tahun pada 11 November nanti, juga pernah mendapatkan nominasi pada dua penghargaan, yakni ‘Satu Indonesia Award’ dan ‘Kehati Award’ untuk kategori lingkungan. Walau belum mencapai ranking pertama, akan tetapi hal ini telah menjadi salah satu bentuk pengakuan bagi Trashbag Community, atas aksi nyata yang mereka lakukan.

Bagi anda yang tergugah dan ingin bergabung, Trashbag Community siap menerima dengan tangan terbuka kehadiran anda.
Caranya pun cukup mudah, kalian bisa mampir ke halaman Facebook mereka dan mengisi formulir data diri. tidak ada biaya apapun yang dipungut untuk bergabung dengan komunitas ini.
Tentunya Indonesia butuh lebih banyak komunitas muda peduli seperti Trashbag Community. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk terus menjaga kebersihan di gunung, adalah salah satu upaya nyata dari mereka, Untuk Indonesia Yang Lebih Baik.
Editor: Sobat_Hijau