

BCA Bagi Bagi Buku Sekolah – PT Bank Central Asia Tbk secara resmi menggelar penutupan gerakan BCA bagi bagi buku bagi sekolah di Indonesia yang disebut BukuUntukIndonesia. Gerakan ini berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 2,45 miliar dengan nilai total dana yang disalurkan Rp 2,55 miliar yang dikonversi menjadi 43.734 buku dan disalurkan ke 111 sekolah di 60 area di indonesia.
BCA Bagi Bagi Buku Sekolah.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, gerakan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kembali semangat membaca di berbagai pelosok indonesia dengan memberikan buku sebagai sarana penunjang belajar.
Ia juga mengatakan bahwa BCA menyadari betul bahwa buku merupakan benda yang sangat beharga di pelosok Indonesia yang sulit terjangkau. Dengan gerakan ini, BCA bermaksud untuk meningkatkan fasilitas buku yang ada di daerah dan memajukan pendidikan Indonesia.
Masuk Rekor MURI
Dalam kegiatan seremoni ini, BCA membagikan buku bacaan simbolik kepada empat sekolah yaitu Sekolah Dasar Negeri antara lain SDN Telaga Asih 01, SDN Parung 4, SDN Taktakan 1, SDN Taktakan 2.
Sumbangan buku BCA ke sejumlah sekolah ini pun diberikan penghargaan dari MURI. Menurut MURI, jumlah donasi yang disumbangkan oleh BCA masuk sebagai Rekor Donasi Kepada Anak di Sekolah Dasar Negeri Terbanyak.
Gerakan berbagi #BukuUntuklndonesia yang diadakan sejak bulan Maret 2017 tahun lalu, dengan cara melakukan penggalangan dana yang berlangsung dari tanggal 15 Maret 2017 hingga 21 Februari 2018.
Buku-buku tersebut kemudian disalurkan kepada sekolah-sekolah penerima donasi, yang tersebar di berbagai pelosok daerah di Indonesia.
Adapun kota yang mewakili daerah penyebaran antara lain Aceh dan Lampung mewakili Sumatera, Garut dan Solo mewakili Jawa, Singkawang mewakili Kalimantan, Makassar dan Manado mewaknll Sulawesi, serta Kupang.
Akses Buku Bacaan Terbatas Di Pelosok Indonesia
Dengan gerakan BukuUntukIndonesia, Jahja berharap agar akses untuk membaca buku terutama di wilayah pelosok dapat lebih mudah dijangkau.
Mengingat dunia telah masuk pada era digitalisasi, hal ini menjadi kian penting menurut Jahja. Ia juga mengharapkan bahwa gerakan ini dapat memajukan sektor pendidikan bangsa, dengan menambah ilmu bagi anak anak yang membaca buku.
Andy F. Noya sebagai duta baca tahun 2011-2015 juga menambahkan bahwa akses anak-anak di daerah dan pedesaan cukup sulit untuk mendapatkan buku bacaan yang berkualitas.
Masih menurut Andy, ia melihat bahwa akses terhadap buku buku bacaan hanya terdistribusi di kota kota besar. Sedangkan untuk masyarakat dan anak anak di pelosok tidak memiliki dana dan akses yang cukup untuk mendapatkan buku yang berkualitas.
Gerakan Buku Untuk Indonesia ini menjadi suatu kontribusi positif untuk memutuskan rantai kebodohan yang biasanya dialami karena kekurangan dana dan akses terhadap ilmu pengetahuan. Sejauh dipantau, tingkat antusiasme dari sekolah-sekolah yang diberikan memiliki respon yang sangat baik, tutur Andy.
Dikutip dari berbagai sumber.