
IndonesiaBetter— Tergerak menjaga kebersihan lingkungan, warga Desa Wukirsari, Bantul, Jogjakarta, menyulap selokan di desa menjadi sebuah kolam ikan. Selokan yang dahulu sangat kotor tersebut kini tampak indah, dan menjadi daya tarik bagi warga sekitar. Selokan Ikan Desa Wukirsari Bantul ini kini menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang melihatnya.
Alasannya warga sekitar kini dapat menikmati pemandangan indah dari ribuan ikan nila yang berada di selokan. Warga yang melintas di jalan kampung, juga bisa menikmati keindahan ikan nila yang ada di selokan sepanjang 100 meter itu.
Selokan Ikan Desa Wukirsari Bantul
Sebelum dibersihkan, selokan Wukirsari yang penuh sampah sering meluap bila musim hujan terjadi, karena saluran air tersumbat oleh sampah. Kemudian komunitas pemuda bernama “Kelompok Pemuda Tansah Bedjo” berinisiatif melakukan pembersihan selokan pada Juni 2017.
Mereka prihatin dengan kondisi got di tengah desa yang penuh sampah dan dangkal.
“Kami melakukan pengerukan sedalam 50 cm, dan rutin membersihkan sampah dengan memakai karung,” ujar Arif Irwansyah, anggota kelompok komunitas.
Dalam sehari, Komunitas Pemuda Tansah Bedjo bisa mengangkut lebih dari dua karung sampah plastik dan popok bayi. Namun setelah selokan berisi ikan, sampah-sampah yang dibuang di selokan terus berkurang.
Usai pembersihan, pembina kelompok pemuda, Mutohar, berinisiatif untuk membuat kincir angin dari besi dan kawat pembatas. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah sampah kembali masuk ke selokan dan mencemari ekologi ikan. Meski mendapat respon positif dari warga, anggota komunitas sedikit kesulitan untuk menyadarkan para warga, tanpa menyinggung mereka.
Ide lain pun mereka lakukan dengan mencoba menyadarkan secara tidak langsung. Mereka meletakkan beberapa tempat sampah di sekitar selokan bersama dengan berbagai mural untuk membangkitkan kesadaran warga, agar tidak membuang sampah di selokan.
Dengan kondisi selokan ikan dan lingkungan yang terjaga, Arif mengakui secara perlahan, kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan mulai tumbuh. Sampah yang saat ini ada di selokan adalah sampah terbawa aliran sungai, dan terhenti di pembatas selokan.
Mereka pun kemudian melakukan inovasi untuk membudidayakan ikan didalam selokan yang telah bersih tersebut.
Ada sekitar 8.000 ikan Nila yang menghuni saluran irigasi ke sawah warga. Nila adalah jenis ikan yang dikembangbiakkan di air tawar. Nila juga menjadi indikator kebersihan karena ia tak bisa hidup di air yang terkontaminasi bahan kimia.
Menurutnya, pada akhir pekan banyak warga dari luar Bantul dan Yogyakarta datang berkunjung. “Mereka ingin melihat selokan ikan di Wukirsari yang fotonya sudah banyak tersebar di media sosial,” tutur Arif, seperti yang dilansir dari benarnews.org.
Memberi makan ikan menjadi pilihan yang bisa dilakukan saat mengunjungi selokan itu. Warga setempat menyediakan makanan ikan dalam kantong plastik seharga Rp1000. Bupati Bantul, Suharsono, mengakui bahwa inovasi pemuda Wukirsari merupakan salah satu bentuk yang menginspirasi banyak warga yang tinggal di desa. Pihaknya sangat mendukung penanaman ikan dengan memberikan 3.000 benih ikan nila.
Ia juga berharap warga desa-desa lain dapat meniru keberhasilan warga Wukirsari sehingga kondisi lingkungan, terutama selokan, terjaga dan bersih sehingga bisa menjadi daya tarik wisata baru di Bantul.
Menjadikan lingkungan lebih bersih sangat bermanfaat bagi warga di lingkungan tersebut. Kegiatan komunitas ini menjadi inspirasi penting untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Diambil dari berbagai sumber.