
Potensi Investasi Di Jakarta – Jakarta adalah salah satu kota yang termasuk dalam target perbaikan iklim perkotaan oleh International Finance Corporation (IFC). Ada enam kota yang dianalisis oleh badan di bawah Bank Dunia itu, yakni Jakarta, Mexico City, Nairobi, Amman, Rajkot, dan Belgrade.
Indonesia memiliki peluang investasi terbesar kedua setelah Mexico City, yakni 30 miliar dollar AS. Potensi terbesar investasi di Jakarta yakni untuk pertumbuhan bangunan hijau atau green building.
Bangunan hijau bukan hanya banyak ditanami tumbuhan, melainkan mengadopsi sistem yang ramah lingkungan.
Potensi Investasi Di Jakarta Untuk Bangunan Hijau
Green Buildings Lead Indonesia IFC Sandra Pranoto mengatakan, komitmen Jakarta menjadi kota yang ramah lingkungan menjadi peluang investasi yang sangat signifikan dalam perbaikan iklim.
Potensi investasi bangunan hijau di Indonesia sebesar 16 miliar dollar AS.
“Dalam hal ketahanan, di Jakarta investasi infrastrukturnya sangat spesial membangun ketahanannya terhadap bencana. Kita tahu ada giant sea walls, flood canals, yang bisa mengatasi tersumbatnya air,” kata Sandra di kantor IFC, Jakarta.
Jakarta telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 38 yang mulai diimplementasikan pada 2013 mengenai bangunan hijau. Jakarta juga merupakan kota pertama yang menerbitkan regulasi tersebut, bahkan sebelum pemerintah pusat mengeluarkan peraturan yang berlaku secara nasional.
Dalam aturan tersebut terdapat puluhan syarat suatu bangunan bisa dikatakan green building. Misalnya, tentang berapa banyak jendela di gedung tersebut, bagaimana sirkulasi udara, hingga penggunaan listriknya. Dalam Pergub tersebut diatur detil soal ukuran jendela dan luasan area hijaunya.
Baru pada 2015 pemerintah mengeluarkan regulasi soal bangunan hijau. Regulasi tersebut menjadi payung hukum bagi kota-kota lainnya agar dapat mengeluarkan kebijakan mengenai green building.
Selanjutnya regulasi tersebut juga ditiru oleh kota Bandung dan Semarang. Sejak 2013 hingga saat ini, di Jakarta telah terdapat 339 gedung hijau, baik gedung baru maupun gedung yang sudah ada sebelumnya, namun disulap menjadi ramah lingkungan.
Dengan berkomitmen mengurangi konsumen air dan energi, termasuk emisi karbon dioksida, Jakarta dapat mengurangi dampak perubahan iklim sebesar 30 persen di tahun 2030.
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama IFC tengah menyusun revisi Pergub tersebut untuk memaksimalkan penerapan green building di Jakarta.
Selain bangunan hijau, peluang investasi yang besar di Jakarta adalah energi terbarukan yang bernilai sebesar 3 miliar dollar AS.
Potensi investasi lain yangcukup besar juga ada di sektor transportasi rendah karbon seperti transportasi umum hemat energi sebesar 660 juta dollar AS dan kendaraan listrik sebesar 7 miliar AS.
Jakarta juga memiliki potensi investasi untuk air bersih dan pengolahan limbah berjumlah masing masing 3 miliar dollar AS, dan 725 juta dollar AS. Sejumlah komponen tersebut dibutuhkan untuk pembangunan kota yang berkelanjutan.
Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Oswar Muadzin Mungkasa mengatakan, pihaknya berambisi menjadikan Jakarta lebih bersih dan hemat energi.
Dengan adanya regulasi soal bangunan hijau, ia menyebut potensi penghematan energi dan air mencapai 90 juta per tahun.
Dengan adanya kesadaran masyarakat untuk membantu mengembangkan potensi tersebut, bukan tidak mungkin Jakarta akan menjadi salah satu kota hijau terbaik di dunia. Dengan potensi yang telah di ringkas diatas, sudah menjadi tugas kita untuk memaksimalkan potensi tersebut.
Foto dan informasi artikel dikutip dari berbagai sumber di internet.