
IndonesiaBetter— Untuk meningkatkan kesejahteraan pembangunan di desa, Pemerintah telah melakukan alokasi dana bernama program dana desa sejak tahun 2015. Banyak desa di Indonesia mengalami kegagapan dalam bagaimana cara terbaik mengelola dana tersebut. Naum tidak demikian adanya dengan program Pembangunan Desa Ponggok.
Program tersebut memiliki tujuan untuk membangun desa dan meningkatkan kesejahteraan warga yang hidup di desa. Tercatat sejak tahun 2015 hingga 2018, anggaran dana desa terus mengalami peningkatan. Hal tersebut terbukti dengan jumlah alokasi APBNP yang mencapai total Rp. 187 triliun. Dana alokasi tersebut akan disebar di 75 ribu desa di seluruh wilayah Indonesia.
Masing-masing desa mendapatkan alokasi yang berbeda-beda, tergantung dari kondisi desa tersebut dinilai dari demografik, populasi serta faktor lainnya. Salah satu keberhasilan memanfaatkan dana desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan oleh Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah.
Pembangunan Desa Ponggok

Dana desa yang dihasilkan oleh Desa Ponggok memiliki pendapatan yang cukup besar. Salah satu keperluan pembangunan yang menggunakan alokasi dana desa oleh Pemerintah adalah pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
BUMDes tersebut memiliki tugas untuk mengelola potensi-potensi sumber daya alam sebagai ladang penghasilan bagi masyarakat.
Beberapa contoh dari tugas BUMDes adalah mengelolah destinasi pariwisata Umbul Ponggok yang saat ini sudah terkenal di media sosial.
Pada tahun 2015, Pembangunan Desa ponggok mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 277 juta yang digunakan untuk membangun infrastruktur dasar. Adapun infrastruktur dasar meliputi jalan desa, sanitasi, hingga MCK sebanyak 50 unit.
Di tahun 2016, anggaran dana desa yang didapat meningkat menjadi Rp 622 juta. Namun penggunaannya tetap ditujukan untuk infrastruktur dasar. Pada tahun 2017, sebesar Rp 634 juta dan digunakan membangun saluran drainase 504 meter, infrastruktur jalan 136 meter, area parkir sebagai dukungan pariwisata seluas 945 meter.

Selain satu program yang diunggulkan oleh Desa Ponggok adalah program satu rumah satu sarjana. Program tersebut bertujuan untuk memperbaiki sektor pendidikan. Dengan visi dan misi yang jelas, dan juga mengajak partisipasi masyarakat dalam mengelola dana desa, BUMDes Tirta Mandiri memiliki penghasilan yang cukup besar.
BUMDes Tirta Mandiri bertugas untuk mengelola wisata Umbul Ponggok, Toko Desa, Ponggok Ciblon, budidaya perikanan. Di mana sejak 2013 pendapatannya baru mencapai Rp 211 juta, naik menjadi Rp 1,1 miliar di 2014 dan di 2016 melonjak menjadi Rp 10,3 miliar. Paada tahun 2018, dana desa kembali meningkat sebesar Rp. 14Â Milliar.

Keberhasilan Desa Ponggok memanfaatkan dana desa, dikarenakan keterlibatan langsung masyarakat dan transparansi penggunaan dana desa. Menurutnya target implementasi akan tumbuh dan berkembang seiring meningkatnya kepercayaan warga desa terhadap Pemerintah Desa Ponggok.
Masalah pembangunan lagi-lagi harus dikembalikan kepada warga penghuni desa. Layaknya kita sebagai rakyat Indonesia. Untuk bisa membangun negara agar lebih maju, diperlukan partisipasi aktif dari rakyat Indonesia.
Salah satu hal mendasar yang bisa kita lakukan adalah menjaga lingkungan dari sampah, serta membagikan kasih, toleransi kepada sesama rakyat Indonesia.
Diambil dari berbagai sumber.