
Indonesiabetter.com – Berbicara tentang Novel Edelweiss Putih, tentu tidak bisa dilepaskan dari ide dan gagasan si empunya cerita ini yakni, Ressy Elang Andrian dan juga pastinya si Penulis novel itu sendiri yakni Krismarliyanti.
Menurut sang penulis seperti yang dituturkan kepada IndonesiaBetter.Com, menulis buku ini sungguh merupakan suatu tantangan tersendiri, mengingat plot cerita yang dimainkan, bukan sekedar percintaan atau sekedar pendakian gunung semata.
Di dalamnya dipenuhi dengan banyak hal dan kisah menarik yang dimainkan, ada persahabatan, perjalanan hidup, petualangan dan juga pergulatan batin dari para tokohnya.
Tokoh-tokoh yang ada didalamnya mempunyai kisahnya masing-masing, dan hebatnya hampir setiap kisah tokoh tersebut, mempunyai bobot cerita dan plot yang mengagumkan, yang mau tidak mau, ini tentu dibutuhkan perjuangan keras ketika menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.
Novel Edelweiss Putih
Memang pada dasarnya adalah sebuah bagian dari keseluruhan perjalanan menuju pembuatan film layar lebar, dan mengambil ide cerita dan intisari kisah seperti yang diinginkan si empunya cerita yakni Ressy Elang Andrian, tentu saja sangat dibutuhkan ketelitian dan literasi data yang sangat cukup, untuk merampungkannya.
Namun demikian, Kris (panggilan akrab Krismarliyanti) ternyata mampu menyelesaikan novel ini, hanya dalam waktu 6 bulan saja.
Peluncuran perdana novel Edelweiss Putih, yang dilakukan di Javatic Cafe Jakarta Selatan, Minggu (11/8/2019) ini.
Ternyata telah dipadati para pengunjung, yang sepertinya mereka memang sejak jauh hari sudah penasaran, dan menanti-nanti seperti apa hasil akhir dari buku ini.
Beberapa tokoh dari dunia outdoor, seperti Medina Kamil dan Herna Tyo (keduanya Host Jejak Petualang), Vita Cecilia Ketua APGI, Yudi Kurniawan, Syamsirwan Ichien, Harley Bayu Sastha, Galih Donikara dll, terlihat menghadiri acara ini.
Dan sebagai catatan tambahan, sebagian dari mereka, adalah juga merupakan aktor dan aktris yang akan memainkan peran dari para tokoh di dalam novel ini, di film layar lebarnya nanti.
Ditengah kelesuan dunia para penggiat alam bebas, yang sepertinya dari tahun ke tahun selalu menampilkan acara yang sama dan itu-itu saja.
Edelweiss Putih menjadi semacam oase baru bagi para pencinta outdoor pada umumnya.
Baik novel dan juga isi dari film ini, nantinya tidak hanya akan mengisahkan kisah persahabatan dan percintaan semata, namun juga tentu menyelipkan banyak unsur edukasi yang penting tentang dunia kegiatan alam bebas.
Diramu dengan konflik-konflik yang sarat dengan pergulatan batin, sepertinya ini akan menjadi novel dan film yang menarik untuk dibaca (dan tentunya) dinanti dan ditonton di layar lebar nantinya.
Ressy bertutur kepada IndonesiaBetter.Com Edelweiss Putih sebenarnya juga merupakan suatu bentuk konflik batin pada dirinya, dalam menyikapi banyaknya para pendaki yang mengalami musibah kecelakaan di alam bebas.
Ia berharap ramuan konsep dan konflik cerita, juga kisah perjuangan hidup didalam novel ini, bisa memberi pengalaman dan edukasi tersendiri, yang diharapkan membekas dibenak para pembaca dan penonton film ini nantinya.
Harus saya akui,
Edelweiss Putih ini memang unik sih, saya sudah membaca tuntas bukunya, dan harus diakui memang sepertinya, ini buku yang benar-benar berbeda, dari yang sebelumnya saya bayangkan.
Berpikir membacanya akan membawa saya kedalam alam dunia pendakian yang klasik, ternyata merupakan bayangan yang kurang tepat.
Edelweiss Putih benar-benar buku yang cukup sulit untuk ditebak plotnya, lompatan cerita “maju mundur” di setiap babnya, membuat saya makin asyik tenggelam membacanya.
Dan ya. Saya berpikir, ini sepertinya memang salah satu buku yang sangat tepat untuk dibawa ke ranah film.
Dan tentu saja, saya pun benar-benar berharap, hasil gambarnya nanti bisa mewakili apa yang sudah saya bayangkan ketika saya membaca bukunya.
Jika filmnya jadi dibuat, sepertinya ini akan bergenre, drama, thriller, action dan sedikit dokumenter.
Nah, bingungkan? makin penasarankan? kok genrenya jadi banyak gitu sih? Itulah saya bilang, buku ini kenyataannya memang beda dari kebanyakan cerita bertema alam dan sejenisnya. Saya cukup salut dan memberi apresiasi penuh terhadap penulisnya, tidak banyak penulis cerita berani keluar dari pakem dunia pendakian klasik, yang kebanyakan ceritanya ya cuma berputar di itu-itu saja.
Tertarik ingin memesan buku ini?
Silahkan kontak langsung:
Ressy Elang di 081288300787.