
Inovasi Aspal – Salah satu tugas pemerintah daerah adalah untuk mendatangkan kesejahteraan bagi daerah yang dipimpinnya, misalnya dengan melakukan inovasi-inovasi yang bernilai ekonomis yang mengena langsung ke masyarakat.
Hal tersebut yang coba dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dengan mendorong penggunaan karet sebagai bahan campuran bagi aspal jalanan. Karet sendiri merupakan salah satu komoditas andalan bagi daerah Kabupaten Musi Banyuasin.
Menurut Bupati Kabupaten Musi Banyuasin H.Dodi Reza Noerdin, salah satu hal yang menjadi faktor pendorong digunakannya karet sebagai bahan aspal adalah anjloknya harga karet sebagai komoditas terbesar di Musi Banyuasin.
Inovasi Aspal
Industri penyadapan karet mentah dan sawit rakyat sejatinya merupakan penyumbang pendapatan terbesar bagi Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Musi Banyuasin secara keseluruhan, namun hal tersebut terancam oleh jatuhnya harga hingga 47% lebih di pasar global.
Penyebab jatuhnya harga karet ini secara spesifik disebabkan oleh menurunnya pangsa pasar industri kendaraan bermotor global. Akhirnya Dodi Reza selaku bupati mengeluarkan inisiatif tersebut yang ditandai dengan diadakannya Rembuk Nasional Pemanfaatan Karet pada sekitar akhir November 2017.
Pada tahun 2018 tepatnya pada bulan Oktober, Kabupaten Musi Banyuasin akhirnya merealisasikan pengunaan aspal berbahan karet pertama kali pada pembangunan jalan desa Mulya Rejo sepanjang 465 meter dengan bantuan pengonversi karet mentah menjadi Serbuk Karet Alam Teraktivasi (SKAT).
Lebih Kuat daripada Aspal Konvensional
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Musi Banyuasin Herman Mayori mengakui bahwa aspal karet ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan aspal konvensional. Berdasarkan penelitian teknik yang dilakukan oleh kedinasannya, aspal karet dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan aspal biasa.
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Menurutnya, karet dalam aspal dapat meningkatkan tingkat kekerasan serta kelenturan aspal terhadap alur permukaan tanah.
Kelebihan dari aspal karet ini sendiri tidak hanya tersohor di Sumatera Selatan, namun hingga mencapai antar pulau.
Seperti kunjungan khusus yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang terdiri dari Badan Pembangunan Daerah dan Dinas Perkebunan serta perwakilan-perwakilan kabupaten di Kalimantan Selatan seperti Kabupaten Hulu sungai Selatan, Hulu sungai Tengah, Balongan dan Tanah Laut.
Kedatangan mereka dalam rangka ingin mengadopsi teknologi pembentukan Serbuk Karet Alam di Musi Banyuasin.
Didukung Pemerintah Pusat
Kebijakan ini sontak mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat. Ditengah-tengah desakan para petani karet yang meminta agar harga karet dinaikkan, Presiden Jokowi pun memutuskan memberi instruksi kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk turut menyerap karet Musi Banyuasin agar dapat dijadikan bahan baku aspal karet.
Pemerintah pun menetapkan skema harga khusus yaitu 7.500 rupiah per kilogram karet, lebih mahal 1.500 rupiah dari harga pasar.
Nantinya karet hasil serapan dari petani tersebut akan digunakan untuk membangun jalan nasional di Sumatera Selatan tepatnya di Muara Beliti hingga Kabupaten Lahat dengan asumsi 11 kilometer dari 125 kilometer jalan dialokasikan menggunakan karet secara penuh.
Hal tersebut juga rencananya akan diterapkan di wilayah provinsi lain seperti Sumatera Utara dan Riau.
Dikutip dari berbagai sumber.